Minggu, 08 Juli 2012

Keindahan Alam Lembah Harau

(blog kristia) Lembah Harau terletak di Kabupaten 50 Kota, Sumbar. Lembah ini mempunyai tujuh air terjun (sarasah) yang memesona. Pagar tebing cadas yang curam dan lurus juga menantang untuk olahraga panjat tebing.
Terasa Seperti dalam benteng! Barangkali demikian yang dirasakan pengunjung Lembah Harau di Payakumbuh, Kabupaten 50 Kota, Sumatra Barat. Memasuki Taman Wisata Lembah Harau, wisatawan serasa "dikepung" tebing kemerah-merahan setinggi 150 hingga 200 meter. Tebing itu tegak mengelilingi lembah.

Di dasar tebing, bentangan sawah dan pepohonan hijau lagi rimbun membuat pesona Lembah Harau makin memukau. Daerah Lembah Harau juga dihuni berbagai jenis hewan dan burung liar. Lembah ini juga makin memikat dengan tujuh air terjun atau sarasah yang mengalir deras. Di waktu musim hujan, air yang mengalir bertambah deras. Pemandangan sekitar lembah makin menakjubkan kala pelangi turun sehabis hujan.

Lembah yang memanjakan hati dan mata ini mempunyai legenda sendiri. Menurut hikayat setempat, dulunya di atas tebing berdiri sebuah kerajaan. Sedangkan lembahnya merupakan lautan. Suatu hari, putri kerajaan memilih terjun ke laut karena tak diizinkan menikah dengan lelaki yang disukainya. Sang raja lalu memerintahkan rakyatnya mencari jasad sang putri. Namun hingga laut dikeringkan, jenazah sang putri tetap tak ditemukan. Laut yang menjadi daratan itu kini dikenal sebagai Lembah Harau dan menjadi tempat bermukim yang indah.
Pagar tebing cadas yang curam dan lurus itu juga menantang untuk olahraga panjat tebing. Sebuah organisasi pecinta tebing setempat secara rutin mengunjungi tempat ini sekali dalam setahun. Wisatawan yang berminat mungkin dapat mencoba untuk menguji olahraga yang satu ini. Peminat akan dipandu seorang instruktur.
Bila tak ada sepatu khusus pendaki, tanpa alas kaki pun jadi. Inti olahraga ini adalah mengatasi rasa takut. Pendaki juga diharuskan memakai harnest (alat pengaman tubuh) yang diikat simpul. Tali yang lain dipegang seseorang yang akan menahan tubuh pendaki bila terjatuh. Untuk mengurangi keringat saat mendaki, pendaki harus menyediakan bubuk magnesium karbonat. Bagi pemula, kesulitan terbesar antara lain mengalokasikan beban tubuh kepada tangan dan kaki secara seimbang. Kecederungan yang sering terjadi, beban tubuh hanya ditahan oleh tangan. Akibatnya energi lebih cepat terkuras. Apalagi tempat pijakan dan bergantung amat minim.
Sebagai daerah lembah, suara teriakan niscaya akan memantul lagi. Cobalah berteriak di titik nol (echo spot) yang telah ditandai pengelola khusus untuk pengunjung yang ingin mendengar gaung sempurna. Di tempat ini, suara pantulan terdengar lebih keras. Lumayanlah buat melepas stres dan beban hidup. Sekalian buat latihan vokal bagi yang berminat ikut kontes menyanyi! 
sumber: blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar